-->

Arsenik dalam Air Minum: Ancaman Tersembunyi untuk Kesehatan

Arsenik dalam Air Minum

Arsenik adalah salah satu unsur kimia yang paling beracun di dunia. Meskipun tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, arsenik dapat menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan manusia jika terpapar dalam jumlah tinggi atau dalam jangka waktu lama. Salah satu sumber paparan arsenik yang paling umum adalah air minum.

Air minum yang tercemar arsenik dapat menjadi ancaman tersembunyi bagi jutaan orang di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 200 juta orang di lebih dari 70 negara mengonsumsi air minum yang melebihi batas aman arsenik sebesar 10 mikrogram per liter. Paparan arsenik dalam air minum dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker kulit, paru-paru, kandung kemih, dan hati, serta diabetes, penyakit jantung, dan gangguan perkembangan.

Artikel ini bertujuan untuk menyadarkan pembaca akan bahaya arsenik dalam air minum dan cara mengatasi masalah ini. Artikel ini akan menjelaskan apa itu arsenik, bagaimana ia masuk ke dalam air minum, dampak kesehatannya, regulasi dan pedoman yang ada, cara mengurangi risiko paparan, dan beberapa kasus studi dari daerah yang mengalami masalah arsenik dalam air minum.

Arsenik: Apa Itu dan Bagaimana Masuk ke dalam Air Minum?

Arsenik adalah unsur kimia dengan simbol As dan nomor atom 33. Arsenik memiliki dua bentuk utama: organik dan anorganik. Arsenik organik biasanya ditemukan dalam makanan laut dan tanaman, sedangkan arsenik anorganik lebih beracun dan biasanya ditemukan dalam air tanah dan batuan.

Sumber alami arsenik dalam air adalah pelapukan batuan vulkanik dan mineral yang mengandung arsenik. Sumber antropogenik atau buatan manusia adalah aktivitas pertanian, industri, pertambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil. Arsenik dapat masuk ke dalam sistem air minum melalui proses pencemaran seperti erosi tanah, limpasan permukaan, infiltrasi air limbah, atau pengeboran sumur.

Dampak Kesehatan dari Paparan Arsenik

Paparan arsenik dalam air minum dapat menyebabkan gejala-gejala keracunan akut atau kronis. Gejala keracunan akut meliputi mual, muntah, diare, sakit perut, nyeri dada, kesulitan bernapas, kejang, koma, atau bahkan kematian. Gejala keracunan kronis meliputi perubahan warna kulit (hiperpigmentasi), pembentukan lepuh atau luka (keratosis), gangguan saraf (neuropati), anemia, penurunan sistem kekebalan tubuh (imunosupresi), atau gangguan reproduksi.

Arsenik dalam Air Minum


Selain itu, paparan arsenik dalam air minum dapat meningkatkan risiko penyakit serius yang dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh paparan arsenik adalah:

Kanker 

Arsenik telah diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia oleh International Agency for Research on Cancer (IARC). Arsenik dapat menyebabkan kanker kulit (terutama jenis sel basal dan sel skuamosa), paru-paru (terutama jenis sel kecil), kandung kemih (terutama jenis sel transisional), hati (terutama jenis hepatoseluler), ginjal (terutama jenis sel renal), prostat (terutama jenis adenokarsinoma), dan darah (terutama jenis leukemia).

Diabetes

Arsenik dapat mengganggu metabolisme glukosa dan insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Arsenik juga dapat memperburuk komplikasi diabetes seperti retinopati, nefropati, neuropati, dan penyakit kardiovaskular.

Penyakit jantung

Arsenik dapat merusak pembuluh darah dan jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung, hipertensi, stroke, dan aterosklerosis.

Gangguan perkembangan

Arsenik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, bayi, dan anak-anak. Arsenik dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi, cacat lahir, gangguan belajar, gangguan perilaku, dan penurunan IQ.

Kelompok rentan yang paling berisiko terpapar arsenik dalam air minum adalah orang-orang yang tinggal di daerah dengan konsentrasi arsenik tinggi dalam air tanah, orang-orang yang mengonsumsi air sumur yang tidak diuji atau tidak dimurnikan, orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau penyakit kronis lainnya, wanita hamil dan menyusui, bayi dan anak-anak, dan orang-orang yang terpapar arsenik melalui jalur lain seperti makanan atau udara.

Baca Juga: Fosfor: Penting untuk Kesehatan, Tapi Berbahaya dalam Jumlah Besar

Regulasi dan Pedoman

Untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan arsenik dalam air minum, berbagai badan pemerintah telah menetapkan standar keamanan air minum yang berbeda-beda. Standar keamanan air minum adalah nilai maksimum konsentrasi arsenik yang diperbolehkan dalam air minum.

Arsenik dalam Air Minum

Salah satu standar keamanan air minum yang paling banyak diadopsi adalah yang ditetapkan oleh WHO. WHO merekomendasikan nilai maksimum 10 mikrogram per liter untuk arsenik dalam air minum. Namun, WHO juga mengakui bahwa nilai ini mungkin tidak dapat dicapai oleh semua negara karena faktor teknis, ekonomis, atau sosial. Oleh karena itu, WHO juga menyarankan negara-negara untuk menetapkan nilai maksimum sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka.

Perbandingan standar keamanan air minum untuk arsenik di beberapa negara adalah sebagai berikut:

  • Amerika Serikat: 10 mikrogram per liter
  • Kanada: 10 mikrogram per liter
  • Uni Eropa: 10 mikrogram per liter
  • Australia: 10 mikrogram per liter
  • Jepang: 10 mikrogram per liter
  • India: 50 mikrogram per liter
  • Bangladesh: 50 mikrogram per liter
  • Cina: 50 mikrogram per liter

Kepatuhan dan penegakan regulasi adalah faktor penting untuk memastikan kualitas air minum yang aman dari arsenik. Hal ini memerlukan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, penyedia layanan air minum, masyarakat sipil, dan konsumen. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan penegakan regulasi adalah:

  1. Melakukan pemantauan rutin dan sistematis terhadap kualitas air minum
  2. Melakukan pengujian laboratorium yang akurat dan terpercaya terhadap sampel air minum
  3. Melakukan pelaporan dan pengungkapan hasil pengujian kepada publik
  4. Melakukan sanksi administratif atau hukum terhadap pelanggar regulasi
  5. Melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya arsenik dalam air minum

Cara Mengurangi Risiko Paparan Arsenik

Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko paparan arsenik dalam air minum adalah dengan melakukan pengujian air minum secara berkala. Pengujian air minum dapat dilakukan oleh penyedia layanan air minum atau oleh konsumen sendiri dengan menggunakan kit pengujian yang tersedia di pasaran. Pengujian air minum dapat membantu mengetahui konsentrasi arsenik dalam air minum dan apakah melebihi standar keamanan atau tidak.

Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi arsenik dalam air minum melebihi standar keamanan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemurnian air. Pemurnian air adalah proses menghilangkan atau mengurangi kontaminan seperti arsenik dari air minum. Ada berbagai metode pemurnian air yang dapat digunakan, baik di tingkat komunal maupun rumah tangga.

Mendidihkan air

Metode ini paling sederhana dan efektif untuk membunuh kuman dan bakteri yang ada di dalam air. Air yang dididihkan selama 10 menit dapat diminum setelah dingin atau disimpan dalam wadah bersih dan tertutup.

Menyaring air

Metode ini berguna untuk menghilangkan partikel kotoran, pasir, lumpur, atau kerak yang mengganggu penampakan dan rasa air. Air dapat disaring dengan menggunakan kain bersih, karbon aktif, pasir halus, atau keramik berpori.

Menambahkan klorin

Metode ini sering digunakan di instalasi pengolahan air bersih skala besar. Klorin adalah zat kimia yang dapat membunuh mikroorganisme dan menghilangkan bau tidak sedap dari air. Namun, klorin juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata jika terlalu banyak digunakan. Oleh karena itu, dosis klorin harus disesuaikan dengan standar kesehatan yang berlaku.

Memanfaatkan sinar matahari

Metode ini memanfaatkan energi panas dan ultraviolet dari sinar matahari untuk membunuh mikroorganisme dan menguapkan zat-zat berbahaya yang ada di dalam air. Air dapat dimasukkan ke dalam botol plastik transparan dan diletakkan di bawah sinar matahari selama 6 jam atau lebih. Metode ini cocok untuk daerah yang memiliki iklim tropis dan banyak sinar matahari.

Menggunakan teknologi reverse osmosis (RO)

Metode ini menggunakan tekanan tinggi untuk memaksa air melewati membran semi-permeabel yang dapat menyaring zat-zat terlarut, seperti garam, logam berat, pestisida, atau hormon. Air hasil RO memiliki kemurnian tinggi dan rasa yang netral. Namun, metode ini membutuhkan biaya yang cukup mahal dan menghasilkan limbah air yang banyak.

Kesimpulan

Arsenik adalah zat beracun yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes, gangguan saraf, dan kerusakan kulit. Arsenik dapat masuk ke dalam air minum melalui proses alami atau aktivitas manusia, seperti pertambangan, pertanian, dan industri. Meskipun ada standar kesehatan yang menetapkan batas maksimum kandungan arsenik dalam air minum, banyak daerah di dunia yang masih menghadapi masalah pencemaran arsenik. 

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan peneliti untuk melakukan pemantauan, pencegahan, dan penanganan arsenik dalam air minum. Selain itu, masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya arsenik dan cara menghindari atau mengurangi paparannya.

 

Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART
Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART